Senin, 11 Maret 2019

Manajemen RTF Makalah Analisis


Makalah analisis
Analisis Program Siaraman Qolbu di MNCTV dengan Metode Pengobatan Ustad Danu

  


A.    Pendahuluan
Program siaran siraman qolbu merupakan metode  pengobatan Islami yang di pandu oleh host, Irfan Hakim dan Ustadz Dhanu. Program ini menghadirkan dari berbagai kalangan dengan permasalahan masing-masing. Program ini berkonten: syiar dan pengobatan islami, praktek pengoobatan, telepon interaktif, dan testimoni narasuber.
Urgensi dari program siraman qolbu peneliti ingin mengetahui metode ustad dhanu dalam mengobati pasien, terlebih program ini berkonten syiar dalam metoode pengobatan Ustadz Dhanu. Sehat dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubunngan dengan masalah fisik, melainkan juga secara psikis. Namun demikian, semua penyakit di dalam tubuh manusia pada dasarnya adalah hasil perbuatan manusia itu sendiri sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surat Asy-syura: 30 yang artinya,”Dan apa musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar(dari kesalahan-kesalahanmu).”
B.    Definisi operasional
Pengertian metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-langkah tetap yang teratur. Kata metode (method) berasal dari bahasa Latin dan juga Yunani, methodus yang berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau di atas, dan kata hodos, yang berarti suatu jalan atau suatu cara.
Metode secara harfiah menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas yang akan dicapai atau dibangun. Mendekati suatu bidang secara metodis berarti memahami atau memenuhinya sesuai dengan rencana, mengatur berbagai kepingan atau tahapan secara logis dan menghasilkan sebanyak mungkin hubungan.
Metode dan sistem membentuk hakikat ilmu. Sistem bersangkutan dengan isi ilmu, sementara metode berkaitan dengan aspek formal. Lebih tepat, sistem berarti keseluruhan pengetahuan yang teratur atau totalitas isi dari ilmu.
Pengertian Program Siaran - Output setiap stasiun penyiaran adalah satu tayangan di layar kaca pesawat televisi yang tersusun rapi dalam urutan yang teratur, yang disebut program acara. Program sebagai benda abstrak yang berfungsi memuaskan batiniah, sehingga yang dirasakan oleh khalayak pemirsa diekspresikan sebagai penilaian objektif, yaitu bagus atau kurang bagus acaranya.
Ustadz Danu adalah salah seorang yang berhasil menemukan  titik temu antara penyakit jiwa (akhlak yang kurang terpuji) dan penyakit jasmai (fisik/badani) pada manusia. Ia merumuskan bahwa penyakit dalah indikator adanya sebuah ketimpangan akhlak pada diri manusia baik disadari maupun tidak disadari oleh orang tersebut. Akhlak-ahlak yang kurang baik tersebut biasanya selalu dilakukan berulangulang yang lambat laun akan menjadi kerak di dalam hatinya sehinga hatinya tumpul dan berpenyakit. Menurut Ustadz Danu, penyakt tersebut dibahasakan sebagai “teguran Allah” kepada pelakuNama lengkap Ustadz Danu adalah Ir. Djoko IsmanuHerlambang. Ia dilahirkan di Pati pada tanggal 4 Deseber 1964 dan sekarang berdomisili di Sleman, Yogyakarta. Ia aluni teknik sipil UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta. Ir. Doko Ismanu Herlambang kemudian lebih akrab dipanggil Ustadz MasDhanu. Selama bertahun-tahun ia mempelajari, memperdalam dan mempraktikan isi Alquran dan Assunnah, sehingga dari sanalahAllah swt memberikan kepahaman kepadanya, menemukan hubungan yang erat antara sakit dengan akhlak seseorang2eramah Ustadz Danu sangat menarik untuk dikaji karena mtode yang digunakan untuk menyembuhkan pasien, yakni meode psikoterapi (terapi psikologis).
C.    Rumusan masalah
Pengobatan dengan psikoterapi memunculkan persoalan bagaiana pengaruh akhlak terhadap kesehatan menurut Ustad Danu, agaimanakah psikoterapi dapat menyembuhkan berbagai penyaki, dan adakah peran sugesti dalam penyembuhan berbagai penyakit.
D.    Penyakit dan Kesehatan
pada prinsipnya semua penyakit muncul akibat seseorang sering mengumbar hawa nafsu sehingga Allah menurunkan azab atau peringatan agar manusia kembali ke jalan yang benar yaitu Alquran dan Sunah Rasul. Nafsu akan menyebabkan timbulnya penyakit hati dan penyakit fisik. Dasar hubungan nafsu dan penyembuhan penyakit ada dalam firman Allah surat Yunus 57:
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah menurunkan Alquran (pelajaran) dengan tiga fungsi yaitu sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam dada (hati), petunjuk, dan rahmat bagi orang yang beriman. Di sini pengertian Alquran sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam dada bukan bearti secara langsung ayat-ayat Alquran atau bacaan ayat-ayat Alquran dapat menyembuhkan penyakit-penyakit fisik yang ada dalam dada seperti sesak nafas, TBC, jantung koroner dan lain-lain, melainkan yang dimaksud adalah sumber-sumber penyebab datangnya penyakit-penyakit berasal dari hati yang ada dalam dada manusia. Dalam hati manusia Allah SWT. meletakkan dua hal, yaitu ruh dan nafsu. Ruh akan cenderung membawa manusia tunduk dan patuh kepada firman-firman Allah SWT (nafsu mutmainah), sedangkan nafsu akan cenderung membawa manusia lebih mengikuti kesenangan–kesenangan duniawi belaka tanpa memperhatikan firman-firman Allah. Karena hati merupakan pusatnya nafsu-nafsu yang ada dalam tubuh manusia. Hati akan memerintahkan otak menggerakkan organ tubuh sebagai tempat penyaluran atau keluarnya nafsu-nafsu tersebut. Nafsu-nafsu yang tidak baik ini bila dijalankan selama bertahun-tahun akan menjadi tumpukan kesalahan dan dosa di mata Allah SWT. Allah telah memiliki sistem yang sempurna dalam kehidupan manusia ini yaitu Allah memiliki cara untuk memaksa manusia tunduk patuh kepada firman-firman-Nya agar kembali ke jalan yang benar. Jalan yang benar itu tidak lain adalah Alquran dan Sunah Rasul. Paksaan Allah itu berupa azab atau musibah yang menimpa kita dalam kehidupan sehari-hari. Wujud dari musibah ini misalnya penyakit, kecelakaan, kecurian, dan lain-lain. Karena sifat rahman dan rahim-Nya, Allah menurunkan Alquran sebagai huda (petunjuk hidup) untuk menuntun manusia agar selalu berjalan di jalan-Nya. Manusia manakala dalam hidupnya tidak terbimbing oleh Alquran, maka kehidupannya cenderung akan lebih banyak memperturutkan hawa nafsu daripada hidup menurut Alquran.
Hidup menurut aturan Alquran pada dasarnya adalah hidup dengan cara mengekang atau melawan keinginan hawa nafsu yang selalu akan mengendalikan gerak hati, pikiran, dan langkah manusia. Makin kuat niat seseorang untuk hidup sesuai petunjuk Alquran, maka makin kuat pula kemampuan seseorag untuk melawan hawa nafsu. Hidup dengan menjadikan Alquran sebagai petunjuk akan mengangkat derajat manusia di hadapan Allah swt. sebagai orang yang bertakwa (muttaqien). Dengan memohon kepada-Nya, maka Allah akan menyembuhkan penyakit seseorang sebagaimana AllahSWT berfirman dalam surat Yunus ayat 57, yaitu Alquran sebagai penyembuh penyakit dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi kita yang beriman. Lebih lanjut Ustadz Danu mengatakan bahwa (berdasarkan pengalaman dalam menangani jamaah dan pasien lebih dari 20 tahun dengan ribuan pasien) penyakit yang diderita seseorang biasanya terjadi pada organ tubuh yang tidak difungsikan sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Organ yang sakit itu menunjukkan bahwa organ tersebut lebih banyak digunakan sebagai alat atau tempat untuk mengekspresikan nafsu-nafsu daripada digunakan sebagai alat untuk sujud kepada Allah SWT. Setelah selama bertahun-tahun seseorang melakukan kesalahan, maka suatu saat Allah akan menurunkan peringatan kepada kita agar kembali ke tuntunan Alquran. Wujud peringatan atau musibah yang ditimpakan kepada manusia yaitu melalui diberikannya penyakit kepada orang tersbut melalui organ-organ yang sering digunakan sebagai alat untuk mengeluarkan atau mengekspresikan nafsu-nafsunya. Contoh penggunaan organ-organ tubuh untuk menuruti hawa nafsu yaitu:
        ● Mulut sering digunakan untuk berbuat ghibah, berbicara secara emosional, menghujat, mengfitnah, menyakiti hati orang lain, berbohong, dan lain-lain.
         ● Mata digunakan untuk melihat sesuatu yang tidak disukai Allah,
suka memandang rendah orang lain (fisik, perilaku, hasil karya, pemikiran, dan sebagainya).
         ● Telinga tidak digunakan untuk mendengarkan nasihat-nasihat, baik dari orang lain, marah bila mendengarkan sesuatu yang tidak sesuai keinginan kita.
         ● Jantung digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau menyalurkan nafsu sombong, emosi yang meledak, kecongkakan, dan egois.
          ● Hati sebagai tempat meletkkan atau menyalurkan nafsu, merasa paling benar tidak mau menerima nasehat orag lain, dendam, iri, dan dengki.
          ● Otak digunakan untuk memperalat orang lain, berprasangka buruk, merasa apa yang dipikirkan paling benar, dan sering berkhayal yang tidak-tidak.
          ● Ginjal digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau menyalurkan nafsu yang sering membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.
          ● Tangan sering digunakan untuk mendholimi atau berbuat aniaya tehadap orang lain, baik di kantor maupun di rumah dan tidak menjalankan amanah dengan baik.
          ● Kaki, dalam kehidupan sering digunakan untuk melangkah pada jalan yang menyimpang dari tuntunan Alquran, atau merasa langkah-langkahnya dalam kehidupan merasa benar padahal salah, dan lain-lain.
Dalam menyalurkan nafsu-nafsu tersebut sering menimbulkan masalah bagi orang lain. Jadi ada pihak lain yang terlanggar haknya atau teraniaya atas sikap-sikap seseorang yang kurang terpuji
tersebut, Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap orang yang berlaku aniaya atau berani melanggar hak yang menjadi milik orang lain.
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya
Menurut James P.Chaplin, psikoterapi dibagi menjadi dua. Pertama, dalam arti khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Kedua, dalam arti luas psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan guru atau teman.
Menurut Ustadz Danu, tata cara berdoa yang perlu dilakukan seseorang adalah tidak boleh langsung meminta kepada Allah tentang apa yang diinginkan. Adapun tata cara itu adalah sebagai berikut.
● Terlebih dahulu memohon ampun atas salah dan dosa yang pernah dilakukan sejak kecil hingga sekarang. Salah dan dosa yang pernah diperbuat itu ada yang dilakukan secara sengaja maupun yang tidak sengaja, ada salah dan dosa yang termasuk besar maupun kecil, ada salah dan dosa yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Dosa dan kesalahan yang dilakukan paling banyak adalah terhadap orang-orang yang paling dekat, yaitu: orang tua (bapak-ibu), istri/suami, anak, saudara, dan seterusnya.
● Bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan. Seseorang tidak mungkin dapat menghitung berapa banyak nikmat yang Allah telah anugerahkan sehingga manusia wajib mensyukurinya. Karena Allah telah menegaskan “Barang siapa bersyukur maka Allah akan menambah nimatnya, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Azab Allah sungguh sangat pedih” (Ibrahim(14):7).
● Yang terakhir baru mengemukakan permohonan kepada Allah tentang apa diinginkan. Dalam kalimat terakhir doa harus menegaskan bahwa bila doa tersebut terkabul maka akan menjadikan orang tersebut lebih sujud kepada Allah SWT. Karena apapun yang Allah berikan kepada manusia pada dasarnya adalah titipan atau amanah dan kelak akan ditanyakan kembali oleh Allah SWT. tentang anugerah/rahmatnya itu. Agar tobat seseorang diterima oleh Allah SWT maka seseorang harus mengikuti persyaratan yang telah Allah gariskan dalam surat Al-Baqarah ayat 160
”Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka itulah aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan ada tiga hal yang harus dilakukan dalam bertaubat yaitu:
● Memohon ampun atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuat secara tulus dan ikhlas.
● Mengadakan perbaikan, artinya tidak mengulangi kesalahan tersebut dan mengimbanginya dengan amal saleh.
● Menyampaikan nasihat kepada orang lain tentang kebenaran (syiar) yang telah diperoleh setelah melakukan perbaikan.

Hal ini dimaksudkn agar orang lain dapat mengambil pelajaran dari dosa dan kesalahan yang diperbuat sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jadi, dalam berdoa sebenarnya yang akan diraih adalah ampunan dari Allah SWT atas segala salah dan dosa yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Wujud riil bahwa permohonan ampunannya diterima oleh Allah SWT.adalah dicabutnya azab atau peringatan yang menimpa seseorang, baik berupa penyakit, kesulitan ekonomi, kenakalan anak-anak yang belum aqil baligh, musibah harta, dan sebagainya. Jadi kesembuhan dari penyakit yang menimpa seseorang sebenarnya bukan tujuan, tujuan yang sebenarnya adalah ampunan dari Allah SWT. Sembuh dari sakit sebenarnya hanya sekedar indikator bahwa Allah SWT telah mengampuni sebagian dari salah dan dosa yang telah diperbuat.
E.    Penutup
Pesikoterapi adalah metode penyembuhan dengan menggunakan pendekatan psikologis. Metode psikologi Ustadz Dhanu adalah metode psikoterapi akhlak mulia. Hal ini bertolak pada anggapanataupun keyakinan bahwa suatu penyakit yang menimpa seseorang sebagaai azab atas segala dosa-dosanya karena akhlaknya tercela. Oleh karena itu, untuk menyembuhkan seseorang dengan jalan bertaubat dan memperbaiki akhlaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar