Makalah analisis
Analisis Program Siaraman Qolbu di MNCTV dengan Metode Pengobatan Ustad
Danu
A. Pendahuluan
Program siaran siraman qolbu merupakan metode pengobatan Islami yang di pandu oleh host, Irfan
Hakim dan Ustadz Dhanu. Program ini menghadirkan dari berbagai kalangan dengan
permasalahan masing-masing. Program ini berkonten: syiar dan pengobatan islami,
praktek pengoobatan, telepon interaktif, dan testimoni narasuber.
Urgensi dari program siraman qolbu peneliti
ingin mengetahui metode ustad dhanu dalam mengobati pasien, terlebih program
ini berkonten syiar dalam metoode pengobatan Ustadz Dhanu. Sehat dalam Islam
bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubunngan dengan masalah fisik, melainkan
juga secara psikis. Namun demikian, semua penyakit di dalam tubuh manusia pada dasarnya
adalah hasil perbuatan manusia itu sendiri sebagaimana firman-Nya dalam
Al-Quran surat Asy-syura: 30 yang artinya,”Dan apa musibah yang menimpa kamu
adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian
besar(dari kesalahan-kesalahanmu).”
B. Definisi operasional
Pengertian metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam
urutan langkah-langkah tetap yang teratur. Kata metode (method) berasal dari
bahasa Latin dan juga Yunani, methodus yang berasal dari kata meta yang berarti
sesudah atau di atas, dan kata hodos, yang berarti suatu jalan atau suatu cara.
Metode secara harfiah menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas
yang akan dicapai atau dibangun. Mendekati suatu bidang secara metodis berarti
memahami atau memenuhinya sesuai dengan rencana, mengatur berbagai kepingan
atau tahapan secara logis dan menghasilkan sebanyak mungkin hubungan.
Metode
dan sistem membentuk hakikat ilmu. Sistem bersangkutan dengan isi ilmu,
sementara metode berkaitan dengan aspek formal. Lebih tepat, sistem berarti
keseluruhan pengetahuan yang teratur atau totalitas isi dari ilmu.
Pengertian Program
Siaran - Output setiap stasiun penyiaran adalah satu tayangan di layar kaca
pesawat televisi yang tersusun rapi dalam urutan yang teratur, yang disebut
program acara. Program sebagai benda abstrak yang berfungsi memuaskan batiniah,
sehingga yang dirasakan oleh khalayak pemirsa diekspresikan sebagai penilaian
objektif, yaitu bagus atau kurang bagus acaranya.
Ustadz Danu adalah salah seorang yang berhasil
menemukan titik temu antara penyakit
jiwa (akhlak yang kurang terpuji) dan penyakit jasmai (fisik/badani) pada
manusia. Ia merumuskan bahwa penyakit dalah
indikator adanya sebuah ketimpangan akhlak pada diri manusia baik disadari
maupun tidak disadari oleh orang tersebut.
Akhlak-ahlak yang kurang baik tersebut biasanya selalu dilakukan berulangulang
yang lambat laun akan menjadi kerak di dalam hatinya sehinga hatinya tumpul dan
berpenyakit. Menurut Ustadz Danu, penyakt tersebut dibahasakan sebagai “teguran
Allah” kepada pelakuNama lengkap Ustadz Danu adalah Ir. Djoko IsmanuHerlambang.
Ia dilahirkan di Pati pada tanggal 4 Deseber 1964 dan sekarang berdomisili di
Sleman, Yogyakarta. Ia aluni teknik sipil UII (Universitas Islam Indonesia)
Yogyakarta. Ir. Doko Ismanu Herlambang kemudian lebih akrab dipanggil Ustadz
MasDhanu. Selama bertahun-tahun ia mempelajari, memperdalam dan mempraktikan
isi Alquran dan Assunnah, sehingga dari sanalahAllah swt memberikan kepahaman
kepadanya, menemukan hubungan yang erat antara sakit dengan akhlak
seseorang2eramah Ustadz Danu sangat menarik untuk dikaji karena mtode yang
digunakan untuk menyembuhkan pasien, yakni meode psikoterapi (terapi
psikologis).
C. Rumusan masalah
Pengobatan dengan psikoterapi memunculkan
persoalan bagaiana pengaruh akhlak terhadap kesehatan menurut Ustad Danu,
agaimanakah psikoterapi dapat menyembuhkan berbagai penyaki, dan adakah peran
sugesti dalam penyembuhan berbagai penyakit.
D. Penyakit dan Kesehatan
pada prinsipnya semua penyakit muncul akibat
seseorang sering mengumbar hawa nafsu sehingga Allah menurunkan azab atau
peringatan agar manusia kembali ke jalan yang benar yaitu Alquran dan Sunah
Rasul. Nafsu akan menyebabkan timbulnya penyakit hati dan penyakit fisik. Dasar
hubungan nafsu dan penyembuhan penyakit ada dalam firman Allah surat Yunus 57:
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah
menurunkan Alquran (pelajaran) dengan tiga fungsi yaitu sebagai penyembuh
penyakit yang ada dalam dada (hati), petunjuk, dan rahmat bagi orang yang
beriman. Di sini pengertian Alquran sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam
dada bukan bearti secara langsung ayat-ayat Alquran
atau bacaan ayat-ayat Alquran dapat menyembuhkan penyakit-penyakit fisik yang
ada dalam dada seperti sesak nafas, TBC, jantung koroner dan lain-lain,
melainkan yang dimaksud adalah sumber-sumber penyebab datangnya
penyakit-penyakit berasal dari hati yang ada dalam dada manusia. Dalam hati
manusia Allah SWT. meletakkan dua hal, yaitu ruh dan nafsu. Ruh akan cenderung
membawa manusia tunduk dan patuh kepada firman-firman Allah SWT (nafsu
mutmainah), sedangkan nafsu akan cenderung membawa manusia lebih mengikuti
kesenangan–kesenangan duniawi belaka tanpa memperhatikan firman-firman Allah.
Karena hati merupakan pusatnya nafsu-nafsu yang ada dalam tubuh manusia. Hati
akan memerintahkan otak menggerakkan organ tubuh sebagai tempat penyaluran atau
keluarnya nafsu-nafsu tersebut. Nafsu-nafsu yang tidak baik ini bila dijalankan
selama bertahun-tahun akan menjadi tumpukan kesalahan dan dosa di mata Allah SWT.
Allah telah memiliki sistem yang sempurna dalam kehidupan manusia ini yaitu
Allah memiliki cara untuk memaksa manusia tunduk patuh kepada firman-firman-Nya
agar kembali ke jalan yang benar. Jalan yang benar itu tidak lain adalah
Alquran dan Sunah Rasul. Paksaan Allah itu berupa azab atau musibah yang
menimpa kita dalam kehidupan sehari-hari. Wujud dari musibah ini misalnya
penyakit, kecelakaan, kecurian, dan lain-lain. Karena sifat rahman dan
rahim-Nya, Allah menurunkan Alquran sebagai huda (petunjuk hidup) untuk
menuntun manusia agar selalu berjalan di jalan-Nya. Manusia manakala dalam
hidupnya tidak terbimbing oleh Alquran, maka kehidupannya cenderung akan lebih
banyak memperturutkan hawa nafsu daripada hidup menurut Alquran.
Hidup menurut
aturan Alquran pada dasarnya adalah hidup dengan cara mengekang atau melawan
keinginan hawa nafsu yang selalu akan mengendalikan gerak hati, pikiran, dan
langkah manusia. Makin kuat niat seseorang untuk hidup sesuai petunjuk Alquran,
maka makin kuat pula kemampuan seseorag untuk melawan hawa nafsu. Hidup dengan
menjadikan Alquran sebagai petunjuk akan mengangkat derajat manusia di hadapan
Allah swt. sebagai orang yang bertakwa (muttaqien). Dengan memohon kepada-Nya,
maka Allah akan menyembuhkan penyakit seseorang sebagaimana AllahSWT berfirman
dalam surat Yunus ayat 57, yaitu Alquran sebagai penyembuh penyakit dalam dada,
petunjuk, dan rahmat bagi kita yang beriman. Lebih lanjut Ustadz Danu
mengatakan bahwa (berdasarkan pengalaman dalam menangani jamaah dan pasien
lebih dari 20 tahun dengan ribuan pasien) penyakit yang diderita seseorang
biasanya terjadi pada organ tubuh yang tidak difungsikan sesuai dengan tuntunan
Allah SWT. Organ yang sakit itu menunjukkan bahwa organ tersebut lebih banyak
digunakan sebagai alat atau tempat untuk mengekspresikan nafsu-nafsu daripada
digunakan sebagai alat untuk sujud kepada Allah SWT. Setelah selama
bertahun-tahun seseorang melakukan kesalahan, maka suatu saat Allah akan
menurunkan peringatan kepada kita agar kembali ke tuntunan Alquran. Wujud
peringatan atau musibah yang ditimpakan kepada manusia yaitu melalui
diberikannya penyakit kepada orang tersbut melalui organ-organ yang sering digunakan sebagai alat untuk mengeluarkan atau
mengekspresikan nafsu-nafsunya. Contoh penggunaan organ-organ tubuh untuk
menuruti hawa nafsu yaitu:
● Mulut sering digunakan untuk berbuat ghibah, berbicara
secara emosional, menghujat, mengfitnah, menyakiti hati orang lain, berbohong,
dan lain-lain.
● Mata digunakan untuk melihat sesuatu yang tidak disukai
Allah,
suka memandang rendah orang lain (fisik, perilaku, hasil
karya, pemikiran, dan sebagainya).
● Telinga tidak digunakan untuk mendengarkan
nasihat-nasihat, baik dari orang lain, marah bila mendengarkan sesuatu yang
tidak sesuai keinginan kita.
● Jantung digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau
menyalurkan nafsu sombong, emosi yang meledak, kecongkakan, dan egois.
● Hati sebagai tempat meletkkan atau menyalurkan nafsu,
merasa paling benar tidak mau menerima nasehat orag lain, dendam, iri, dan
dengki.
● Otak digunakan untuk memperalat orang lain,
berprasangka buruk, merasa apa yang dipikirkan paling benar, dan sering
berkhayal yang tidak-tidak.
● Ginjal digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau
menyalurkan nafsu yang sering membenarkan yang salah atau menyalahkan yang
benar.
● Tangan sering digunakan untuk mendholimi atau berbuat
aniaya tehadap orang lain, baik di kantor maupun di rumah dan tidak menjalankan
amanah dengan baik.
● Kaki, dalam kehidupan sering digunakan untuk melangkah
pada jalan yang menyimpang dari tuntunan Alquran, atau merasa
langkah-langkahnya dalam kehidupan merasa benar padahal salah, dan lain-lain.
Dalam menyalurkan nafsu-nafsu tersebut sering menimbulkan
masalah bagi orang lain. Jadi ada pihak lain yang terlanggar haknya atau
teraniaya atas sikap-sikap seseorang yang kurang terpuji
tersebut, Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap
orang yang berlaku aniaya atau berani melanggar hak yang menjadi milik orang
lain.
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik
yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya,
dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu
tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya
Menurut James P.Chaplin, psikoterapi dibagi
menjadi dua. Pertama, dalam arti khusus, psikoterapi diartikan sebagai
penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada
kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Kedua, dalam arti luas
psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan
informal atau diskusi personal dengan guru atau teman.
Menurut Ustadz Danu, tata cara berdoa yang
perlu dilakukan seseorang adalah tidak boleh langsung meminta kepada Allah
tentang apa yang diinginkan. Adapun tata cara itu adalah sebagai berikut.
● Terlebih dahulu memohon ampun atas salah dan dosa yang
pernah dilakukan sejak kecil hingga sekarang. Salah dan dosa yang pernah diperbuat
itu ada yang dilakukan secara sengaja maupun yang tidak sengaja, ada salah dan
dosa yang termasuk besar maupun kecil, ada salah dan dosa yang diketahui maupun
yang tidak diketahui. Dosa dan kesalahan yang dilakukan paling banyak adalah
terhadap orang-orang yang paling dekat, yaitu: orang tua (bapak-ibu),
istri/suami, anak, saudara, dan seterusnya.
● Bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah
anugerahkan. Seseorang tidak mungkin dapat menghitung berapa banyak nikmat yang
Allah telah anugerahkan sehingga manusia wajib mensyukurinya. Karena Allah
telah menegaskan “Barang siapa bersyukur maka Allah akan menambah nimatnya, dan
barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Azab Allah sungguh sangat pedih”
(Ibrahim(14):7).
● Yang terakhir baru mengemukakan permohonan kepada Allah
tentang apa diinginkan. Dalam kalimat terakhir doa harus menegaskan bahwa bila
doa tersebut terkabul maka akan menjadikan orang tersebut lebih sujud kepada
Allah SWT. Karena apapun yang Allah berikan kepada manusia pada dasarnya adalah
titipan atau amanah dan kelak akan ditanyakan kembali oleh Allah SWT. tentang
anugerah/rahmatnya itu. Agar tobat seseorang diterima oleh Allah SWT maka
seseorang harus mengikuti persyaratan yang telah Allah gariskan dalam surat
Al-Baqarah ayat 160
”Kecuali mereka yang telah taubat dan
mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka itulah
aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan ada tiga
hal yang harus dilakukan dalam bertaubat yaitu:
● Memohon ampun atas dosa dan kesalahan yang
telah diperbuat secara tulus dan ikhlas.
● Mengadakan perbaikan, artinya tidak
mengulangi kesalahan tersebut dan mengimbanginya dengan amal saleh.
● Menyampaikan nasihat kepada orang lain
tentang kebenaran (syiar) yang telah diperoleh setelah melakukan perbaikan.
Hal ini dimaksudkn agar orang lain dapat
mengambil pelajaran dari dosa dan kesalahan yang diperbuat sehingga mereka
tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jadi, dalam berdoa sebenarnya yang akan diraih
adalah ampunan dari Allah SWT atas segala salah dan dosa yang sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Wujud riil bahwa permohonan ampunannya diterima
oleh Allah SWT.adalah dicabutnya azab atau peringatan yang menimpa seseorang,
baik berupa penyakit, kesulitan ekonomi, kenakalan anak-anak yang belum aqil
baligh, musibah harta, dan sebagainya. Jadi kesembuhan dari penyakit yang
menimpa seseorang sebenarnya bukan tujuan, tujuan yang sebenarnya adalah ampunan
dari Allah SWT. Sembuh dari sakit sebenarnya hanya sekedar indikator bahwa
Allah SWT telah mengampuni sebagian dari salah dan dosa yang telah diperbuat.
E. Penutup
Pesikoterapi adalah metode penyembuhan dengan
menggunakan pendekatan psikologis. Metode psikologi Ustadz Dhanu adalah metode
psikoterapi akhlak mulia. Hal ini bertolak pada anggapanataupun keyakinan bahwa
suatu penyakit yang menimpa seseorang sebagaai azab atas segala dosa-dosanya
karena akhlaknya tercela. Oleh karena itu, untuk menyembuhkan seseorang dengan
jalan bertaubat dan memperbaiki akhlaknya.